Multiple Sclerosis (MS) merupakan salah satu penyakit autoimun yang memengaruhi sistem saraf pusat dan otak, dan merupakan kondisi yang masih jarang terdeteksi di Indonesia. Dengan prevalensi yang diperkirakan antara 1-5 penyintas per 100.000 penduduk, MS dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya tanpa adanya obat definitif yang tersedia. Masyarakat yang kurang memahami gejala MS cenderung mengalami keterlambatan dalam diagnosis dan penanganan, sehingga penting untuk mengenali tanda-tanda peringatan tersebut.
MS terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang selubung myelin, yang berfungsi melindungi serabut saraf. Menurut dokter spesialis neurologi, Paulus Sugianto, dampaknya adalah terganggunya sinyal yang dikirim oleh sel-sel saraf, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan permanen. Gejala MS sangat bervariasi, tergantung pada lokasi dan sejauh mana kerusakan telah terjadi di sistem saraf.
Gejala Umum Multiple Sclerosis
Gejala MS dapat muncul berbeda-beda pada setiap individu. Berikut adalah beberapa gejala umum yang mungkin dialami oleh penderita:
- Mati rasa atau kesemutan: Biasanya terjadi di ekstremitas.
- Sensasi seperti sengatan listrik: Dikenal sebagai tanda Lhermitte, bisa terjadi saat leher bergerak.
- Kekurangan koordinasi: Yang berakibat pada kesulitan dalam bergerak atau berjalan.
- Kelemahan otot: Ini bisa membuat penderitanya sulit menjalani aktivitas sehari-hari.
- Gangguan visual: Ini adalah kehilangan penglihatan yang tiba -tiba atau penglihatan ganda.
- Kelelahan: Merupakan keluhan yang sering dirasakan dan berpengaruh besar terhadap aktivitas.
Tidak semua penderitanya akan mengalami semua gejala sekaligus. Beberapa orang dapat mengalami periode remisi, di mana gejala mereda untuk waktu yang lama.
Faktor Peningkat Risiko
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena MS, di antaranya:
- Usia: Umumnya, MS menyerang individu berusia antara 20 hingga 40 tahun.
- Jenis Kelamin: Wanita dua hingga tiga kali lebih berisiko dibandingkan pria.
- Sejarah Keluarga: Memiliki anggota keluarga yang terdiagnosa MS dapat meningkatkan risiko.
- Infeksi Tertentu: Seperti virus Epstein-Barr yang menyebabkan mononukleosis.
- Ras: Orang dengan kulit putih, khususnya Eropa Utara, lebih berisiko.
- Iklim: MS lebih umum di daerah dengan iklim sedang.
Faktor-faktor ini menunjukkan bahwa MS adalah kondisi yang sangat kompleks dan memerlukan pendekatan multi-aspek dalam penanganannya.
Pentingnya Kesadaran dan Akses Penanganan
Dalam konteks Indonesia, tantangan terkait diagnosis dan penanganan MS masih cukup besar. Menurut Dr. Paulus Sugianto, kolaborasi antara masyarakat, tenaga kesehatan, dan akses terhadap penanganan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran serta kualitas hidup pasien.
Peran sektor swasta juga digarisbawahi sebagai bagian penting dalam mengembangkan inovasi serta memastikan akses penanganan yang merata. Meningkatkan kesadaran publik tentang MS dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung para penyintas.
Oleh karena itu, bagi semua orang, terutama mereka dengan risiko tinggi, penting untuk lebih memahami gejala dan faktor terkait MS. Kesadaran ini tak hanya membantu dalam deteksi lebih awal, tetapi juga mendukung upaya untuk meningkatkan kualitas penanganan di Indonesia yang memerlukan perhatian lebih.
Game News
Berita Olahraga
News
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Teknologi
Seputar Teknologi
Drama Korea
Resep Masakan
Pendidikan
Berita Terbaru
Berita Terbaru
Download Film
Gaming center adalah sebuah tempat atau fasilitas yang menyediakan berbagai perangkat dan layanan untuk bermain video game, baik di PC, konsol, maupun mesin arcade. Gaming center ini bisa dikunjungi oleh siapa saja yang ingin bermain game secara individu atau bersama teman-teman. Beberapa gaming center juga sering digunakan sebagai lokasi turnamen game atau esports.